• WikiLeaks: Inggris Takut dengan Libya


    Barack Obama berjabat tangan dengan Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi (AP Photo/Michael Gottschalk, Pool)
    Pemerintah Inggris dikabarkan takut atas ancaman Libya, yang akan melakukan tindakan yang "keras dan cepat" atas kepentingan Inggris, bila seorang warganya tidak segera dibebaskan dari penjara Skotlandia. Warga yang dimaksud adalah Abdelbaset al-Megrahi, narapidana kasus pengeboman pesawat Amerika Serikat, Pan Am, pada 1988.

    Demikian ungkap suatu memo diplomatik Amerika Serikat (AS), yang dibocorkan laman WikiLeaks dan juga dipublikasikan harian The Guardian, 7 Desember 2010. Memo berkatagori rahasia itu dikirim oleh Kuasa Usaha Kedutaan Besar AS di Tropili, Joan Polaschik, kepada Departemen Luar Negeri AS di Washington DC pada 16 Agustus 2009.

    Memo itu mengungkapkan kekhawatiran Duta Besar Inggris untuk Libya, Sir Vincent Fean, mengenai sikap Tripoli atas penahanan Megrahi, yang minta dibebaskan akibat sakit yang dia derita. "Dia [Fean] mencatat bahwa penolakan permintaan Megrahi akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kepentingan Inggris di Libya," tulis laporan itu.

    Gaddafi mengancam akan memutus semua proyek perdagangan antara Libya dengan Inggris. Bahkan staf Kedutaan Besar Inggris di Tripoli saat itu bakal mendapat ancaman gangguan bila Megrahi tetap dipenjara. 

    "Direktur Eksekutif Yayasan Pembangunan Gaddafi berkata kepada kami pada 16 Agustus lalu bahwa Pemerintah Libya 'sebagai suatu demokrasi' tidak akan dapat mengandalikan demonstrasi yang spontan dari rakyat untuk mendukung pemulangan Megrahi," tulis memo itu.

    Empat hari setelah memo itu dibuat, 20 Agustus 2009, Megrahi dibebaskan dari penjara di Skotlandia karena alasan kemanusiaan setelah dinyatakan menderita kanker prostat. Megrahi sempat diperkirakan hanya bertahan hidup selama tiga bulan lagi akibat penyakitnya itu.

    Nyatanya, setahun kemudian, warga Libya ini masih sehat. Kepada harian Telegraph Agustus lalu kalangan pejabat di Libya mengungkapkan bahwa Megrahi bisa hidup hingga dua tahun lagi. Ini berkat kemampuan tim dokter yang merawat Megrahi. Kabarnya, pemimpin Libya, Moammar Gaddafi, sampai mengerahkan dokter pribadinya untuk membantu merawat Megrahi di Pusat Medis Tripoli.

    Menurut memo lain yang juga dibocorkan WikiLeaks, pemerintah Inggris resah atas sikap ancaman Libya bila London tidak segera membebaskan Megrahi. "Libya telah menyatakan kepada HMG [Pemerintah Inggris] secara terang-terangan bahwa akan ada 'reaksi yang sangat hebat' bagi hubungan bilateral Inggris-Libya bila pembebasan Megrahi tidak dilakukan secara benar," demikian laporan kuasa usahan Kedubes AS di London, Richard LeBaron, dalam suatu memo ke Washington.

    Al Megrahi merupakan satu-satunya orang yang dihukum atas peledakan pesawat Pan America pada 21 Desember 1988 di Lockerbie, Skotlandia. Pesawat bernomor penerbangan 103 itu terbang dari London menuju New York. Seluruh 259 penumpang dan sebelas orang di darat tewas.

    Pemerintah Skotlandia menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada al Megrahi pada 2001 karena terbukti menyelundupkan bom ke dalam tas dalam penerbangan dari Malta ke Frankfurt, Jerman.

    Sejak kembali ke Libya, pria berusia 58 tahun itu menjalani rawat jalan ke Pusat Medis Tripoli tiga kali dalam seminggu. Bersama keluarganya dia tinggal di suatu kompleks vila elit. 

    Sejumlah kalangan menyesalkan keputusan pihak berwenang Skotlandia, yang membebaskan Megrahi lantaran penyakit kanker yang dia idap dengan mempertimbangkan kejahatan yang dia lakukan. Profesor Roger Kirby dari Rumah Sakit St. George di London menilai bahwa pembebasan Megrahi merupakan keputusan yang salah.

    "Kita tahu pasien bisa bertahan hidup 18, 24, 36 bulan lagi bila mendapat perawatan khusus," kata Kirby. Namun, Menteri Kehakiman Skotlandia, Kenny MacAskill, tetap membenarkan keputusan pemerintah yang membebaskan Megrahi karena saat itu yang bersangkutan sudah dalam kondisi yang memprihatinkan.

    sumber

0 Coment:

Posting Komentar