Pertambahan penduduk yang lebih makmur dan bersaing untuk memperoleh sumber daya yang kian langka dapat membuat dunia “tak bisa dikenali” paling lambat pada 2050, demikian peringatan beberapa peneliti dalam konferensi utama ilmu pengetahuan di AS, Minggu (20/2/2011).
PBB telah meramalkan penduduk global akan mencapai tujuh miliar pada tahun ini, dan bertambah jadi sembilan miliar pada 2050.
“Kebanyakan pertumbuhan justru terjadi di negara miskin, terutama di Afrika dan Asia Selatan,” kata John Bongaarts dari organisasi nirlaba Population Council.
Untuk memberi makan semua mulut itu, “kita nantinya perlu menghasilkan sebanyak mungkin pangan dalam 40 tahun ke depan sebagaimana telah kita lakukan dalam 8.000 tahun belakangan”, kata Jason Clay dari World Wildlife Fund dalam pertemuan tahunan tersebut yang diselenggarakan oleh American Association for the Advancement of Science (AAAS).
“Hingga 2050 takkan ada sisa planet yang bisa dikenali”, jika kecenderungan saat ini berlanjut,” kata Clay.
Penduduk yang bertambah akan memparah masalah, seperti berkurangnya sumber daya, kata John Casterline, Direktur Initiative in Population Research di Ohio State University.
Namun penghasilan manusia juga diperkirakan akan naik selama 40 tahun ke depan –tiga kali lipat secara global dan jadi delapan kali lipat di negara berkembang. Kondisi itu justru menambah berat beban bagi pasokan makanan global.
Orang cenderung mendatangi rangkaian gerai makanan saat penghasilan mereka meningkat. Mereka mengkonsumsi makin banyak daging dibandingkan dengan ketika penghasilan mereka lebih sedikit, kata para ahli tersebut.
Diperlukan sebanyak 3,4 kilogram padi-padian untuk menghasilkan satu pon daging, dan sebanyak tiga sampai empat pon padi-padian untuk menghasilkan satu pon keju atau beberapa telur, kata para ahli itu.
“Makin banyak orang, makin banyak uang, makin banyak konsumsi, tapi planetnya tetap yang lama,” kata Clay. Ia mendesak para ilmuwan dan pemerintah untuk mulai melakukan perubahan sekarang untuk menghasilkan makanan.
sumber
jaga bumi dr berbagai sisi, (kelestarian >>>>> fauna dan flora)